Cosmobikers Lovers – Jarum jam terus berputar. Begitu juga roda kehidupan. Kita sebagai manusia ciptaan Tuhan, tidak tahu apa yang akan terjadi besok hari dan seterusnya. Tugas kita, hanya terus menjalankan dan mengisi hidup ini.

Pandemi Covid-19 yang kita hadapi sekarang. Menggagalkan semua rencana yang telah disusun. Seakan-akan memporak-porandakan lini kehidupan. Tapi apakah kita berhenti untuk bergerak dan berhenti menyusun kembali rencana?

Tim CBL beberapa waktu lalu tidak sengaja ketemu dengan salah seorang nelayan dadakan di Pantai Indah Kapuk 2 Jakarta Barat. Sebut saja namanya Bang Satun 58 tahun. Ini hasil obrolan santai kami berdua, sembari menyiapkan jaring tangkapan Udang atau Serokan.

Cosmobikers Lovers (CBL) : Selamat sore Bang, apa kabar?                 Satun (S) : Iya, sore juga, baik Bang.

CBL : Sedang buat apa tuh Bang?
Satun : Ini Serokan nangkap Udang

CBL : Oh yah? untuk tangkap Udang? di pantai/ laut depan ini? ada Udang Bang?
Satun : Iya ada, tapi ngga banyak. Sekali serok dapat 20 ekor, ada juga hanya 2 ekor. Kadang kosong. Memang perlu sabar.

CBL : Hari apa dan jam berapa saja Abang mulai serok Udang?
Satun : Setiap hari, mulai magrib sampai malam.

CBL : Abang ngga rasa takut? Siapa tau ada ular atau bahaya lain dimalam hari?
Satun : Sebenarnya takut juga Bang, cuma karena kebutuhan makan & minum memicu saya untuk tidak takut. Yah, berani karena butuh.

CBL : Oh… iya, iya, luar biasa Bang. Sebuah tekad keberanian yang perlu dihargai. Ngomong-ngomong Abang sudah lama menjadi nelayan serok Udang? Atau karena ada alasan tertentu?
Satun : Iya nih Bang. Semenjak Covid-19 yang hampir berjalan 2 tahun ini. Saya kerja menjadi nelayan. Sebelumnya saya kerja di salah satu pabrik Es Batu di daerah sini juga. Tapi diberhentikan. Yah, saya dan anak istri butuh makan dan minum dll. Saya harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan itu. Salah satunya ini. Nelayan serok Udang.

CBL : Cukup ngga, hasil tangkapan Udang untuk beli beras dll Bang?
Santun : Cukup dan tidaknya, saya harus usaha Bang.

CBL : Wow, kami salut. Oh yah, Abang asal dari kampung mana dan apakah masih mau tetap bertahan menjadi nelayan Serok Udang?
Satun : Saya dari kampung Rawa Lumpung Jakarta Barat. Kalau ada kerjaan lain, saya akan coba, tapi sepertinya perusahaan sudah ngga terima saya, karena faktor usia. Jadinya saya harus tetap semangat disini. Yah, mudah-mudahan ada rezeki buat kami dari orang lain.

Abang Satun merupakan salah satu dari sekian banyak anak negeri yang mengalami dampak dari pandemi Covid-19. Namun dia tetap berusaha untuk melanjutkan roda kehidupan. Walaupun tidak seenak yang dibayangkan.

Kondisi kehidupan yang sedang dijalankan Bang Satun, menjadi dorongan buat kita agar tetap kuat, tekun dan semangat. Diakhir obrolan, kami ajak foto bersama dan rupanya beliau tidak malu disuruh foto pada saat sedang makan buah pete, hehehehe…Tetap semangat Bang Satun. Salam Sehat…!

 

Comments are closed.

You may also like